CIANJUR – PT QL Agrofood Farm di Desa Sukamulya Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur didemo warga mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Sukamulya Menggugat (AMSM), Rabu (13/9/2023). Aksi dilakukan sebagai bentuk protes karena pihak perusahaan diduga mencaplok lahan yang sedang digarap masyarakat.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ratusan warga mendatangi perusahaan. Sebanyak 200 personel gabungan TNI dan Polri dikerahkan mengamankan aksi tersebut.
Koordinator aksi, Dikdik Sodikin, menegaskan pihaknya menemukan adanya dugaan maladministrasi pada kasus dugaan penyerobotan lahan yang harusnya milik warga melalui redistribusi menjadi milik perusahaan PT QL Agrofood Farm. Dikdik menduga ada keterlibatan mafia tanah pada kasus tersebut.
Baca juga: May Day di Cianjur Tanpa Demo, Serikat Pekerja dan Pengusaha Pilih Gelar Baksos
“Selama ini warga penerima redistribusi tidak pernah menjual atau mengalihkan lahan mereka ke PT QL,” tegas Dikdik.
Luas lahan warga yang diduga diserobot pihak perusahaan sekitar 13,5 hektare. Dikdik juga menyebut adanya indikasi dugaan perusahaan melakukan perampasan tanah negara di aliran Sungai Cisokan seluas 3,5 hektare.
“Jadi, total luas lahan yang diduga diserobot PT QL Agrofood Farm sekitar 17 hektare,” ungkapnya.
Baca juga: Demo, Mahasiswa Jebol Gerbang Pendopo Cianjur
Dikdik mengaku sudah mengecek ke Kantor Pertanahan ATR/BPN Kabupaten Cianjur. Namun ia tak mendapatkan jawaban memuaskan karena saling lempar.
“Jawaban BPN katanya itu dosa masa lalu. Kami juga sudah melaporkan ke Polres Cianjur dan Kejaksaan Negeri Cianjur terkait adanya dugaan praktik mafia tanah di Kabupaten Cianjur,” pungkasnya.
HRD PT QL Agrofood Farm, Rahmat Sopian, mengaku menerima aduan atau tuntutan dari warga dan LBH Mantra. Namun, kata Sopian, ia akan melihat dulu tuntutannya serta data-datanya.
Baca juga: Nah Lho! Warga di Kaki Gunung Gede Tolak Proyek Panas Bumi
“Kami juga memiliki sertifikat kepemilikan tanah tersebut dengan nomor 11,” kata Sopian.
Sopian mengatakan membuka ruang diskusi dan komunikasi. Namun tentunya diskusinya harus dibarengi data.
Baca juga: Pendemo Dirikan Tenda Pengungsian di Alun-alun
“Mediasi deadlock. Berlanjut besok. Kita sama-sama bawa data,” pungkasnya. (red)