bewaracianjur.com
Terpercaya, Terhubung, Adil Sejak Dalam Pikiran

Pendemo Dirikan Tenda Pengungsian di Alun-alun

Kami akan tetap bertahan sampai Bupati Cianjur datang menemui. Kami butuh kepastian dan jawaban dari dia

0

CIANJUR – Warga terdampak dan aktivis dari beberapa organisasi yang menggelar aksi di Pendopo Kabupaten Cianjur masih bertahan di tenda pengungsian yang didirikan di Alun-alun Cianjur. Mereka keukeuh tidak akan pulang sebelum ditemui Bupati Cianjur, Herman Suherman.

“Kami akan tetap bertahan sampai Bupati Cianjur datang menemui. Kami butuh kepastian dan jawaban dari dia,” ujar Eka Pratama Putra, 35 tahun, warga Desa Sukaratu, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis 26 Januari 2023.

Menurut Eka, warga hanya butuh jawaban soal transparansi dana bantuan yang dikelola pemerintah daerah untuk para korban bencana gempa.

“Kami hanya ditemui salah satu deputi Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Padahal sejak tanggap darurat selesai dan gempa bumi di Cianjur masuk kategori bencana daerah, segala urusan dan tanggung jawab diserahkan ke pemerintah daerah. Jadi, bukan tanggung jawab BNPB lagi, tapi tanggung jawab Bupati Cianjur sebagai pimpinan daerah,” tutur Eka.

Riki Dwi, 23 tahun, warga Kampung Babakan Cadot, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, mengaku rumahnya rusak akibat gempa. Namun hingga saat ini hasil verifikasi tim dari BNPB tidak jelas masuk kategori ringan, sedang, atau berat.

“Jadi sampai sekarang boro-boro bantuan cair, kategori kerusakan juga tidak jelas. Kami sekeluarga masih diam di tenda yang didirikan di depan rumah yang rusak,” kata Riki.

Riki berharap Bupati Cianjur menemui warga untuk memberi kejelasan dan kepastian soal bantuan tersebut.

“Kalau yang menjelaskan bawahannya, jawabannya simpang-siur, tidak satu suara, malah jadi nambah ruwet,” tutur Riki.

Galih Widyaswara, salah seorang pemuda yang mendampingi warga terdampak meminta agar pengelolaan dana bantuan gempa ini dievaluasi dan hasilnya disampaikan kepada publik secara terbuka. Selain itu, evaluasi juga harus dilakukan dalam tata cara penanganan bencana.

“Donasi yang masuk nilainya puluhan miliar, itu harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Harus dievaluasi. Kalau tidak, kami minta Komisi Pemberantasan Korupsi harus turun ke Cianjur untuk melakukan tindakan,” tutur Galih.

Berdasarkan pantauan, para pengunjuk rasa tampak berkerumun di tenda-tenda yang didirikan di alun-alun seberang pintu gerbang Pendopo Kabupaten Cianjur. Selain di alun-alun, ada juga tenda yang didirikan di depan pintu gerbang yang berfungsi sebagai Posko Pengaduan Korban Gempa Cianjur.

“Hari ini kami akan menambah tenda yang akan didirikan di sini. Biar Alun-alun Cianjur ini penuh dengan tenda dan pengungsinya,” tandas Galih.

Sementara itu, Asisten Daerah I Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Cianjur, Arif Purnawan, menjelaskan, Bupati Cianjur belum bisa menemui warga yang berunjuk rasa karena sedang sakit.

“Bapak Bupati sedang sakit. Sudah dua hari beliau sakit, jadi belum bisa menemui,” ujar Arif singkat.(rmd)

Leave A Reply

Your email address will not be published.

google-site-verification: google1fb702fc0f365d5d.html