BNPB Ingatkan Aplikator Tidak Bergerak Sendiri, Letjen Suharyanto: Ini Bukan Proyek Siapa yang Mau Harus Terorganisir
CIANJUR – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, meminta Aplikator untuk pembangunan rumah rusak berat akibat gempa Cianjur tidak berjalan secara individu. Jika ada vendor yang mau bergabung maka harus bergabung dengan TNI.
“Aplikator tidak ada yang jalan sendiri seperti pengembang yang menawarkan jasa langsung ke masyarakat. Ini bukan proyek siapa yang mau tapi harus diorganisir. Aplikator agar bekerja sama dengan Satgas,” kata Letjen Suharyanto, belum lama ini.
Dia memerintahkan Danrem 061/SK Brigjen TNI Rudy Saladin agar mengatur secara teknis. Siapapun boleh bergabung tidak perlu ada yang bersaing.
“Mau Rumbako, mau Domus, dan yang lainnya yang belum punya lisensi dari Kementerian PUPR silahkan dikembalikan,” kata dia.
Aplikator jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada TNI atau pasukan Zeni TNI jika ada kendala di lapangan agar tenang dan terkendali.
“Bagi warga yang tanahnya kurang dari ukuran 36 meter persegi jangan memaksa untuk membeli tanah lagi. Namun berarti rumahnya harus lebih bagus dari tipe 36,” ungkapnya.
Kemudian masalah Organisasi Non-Pemerintah (LSM) dipersiapkan untuk mencetak, tapi jangan sampai terbalik justru yang disumbang malah menderita.
“Terkait kekurangan dan kelemahan tidak usah menjadi kecil hati, yang penting kedepan bisa lebih baik lagi,” ujarnya.
Saat ini, kata dia, sudah ada 199 unit rumah yang sedang dalam progres pembangunan. Sedangkan baru ada 10 unit rumah yang rampung dibangun 100 persen.
“Sementara puing-puing yang sudah dibersihkan ada 7.000 unit rumah. Yang rusak sedang dan ringan silahkan perbaiki sendiri, yang rusak berat harus dibangunkan,” bebernya.
Sementara itu, Danrem 061/SK Brigjen TNI Rudy Saladin menuturkan, dengan adanya kewenangan yang telah diberikan maka untuk tahap rekonstruksi nantinya akan diatur kembali dengan memanfaatkan kekuatan sumber daya manusia atau prajurit yang ada, setelah profil TNI untuk tahap rekonstruksi.
“Pembangunan rumah terkesan lambat ini karena banyak faktor terkait pendataan, sosialisasi, termasuk adanya masyarakat yang ingin dibangun oleh Aplikator dan dibangun sendiri,” ungkapnya.
Dalam program pengerjaan pembangunan, kata dia, nanti akan diberdayakan 400 orang calon PNS dari PUPR untuk mendampingi pembangunan rumah.
“Akan kami siasati nanti dengan treatment-nya beda terhadap masyarakat yang ingin rumahnya dibangun oleh Aplikator dan masyarakat yang ingin membangun sendiri,” ujarnya. (rmd)