CIANJUR – Direktur Idea, Dede Syafrudin, seorang pengagas menyayangkan sikap Wakil Bupati Cianjur, Tb Mulyana Syahrudin, yang melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke beberapa organisasi perangkat daerah (OPD). Langkah tersebut, menurutnya tidak hanya merugikan perorangan tapi masyarakat.
“Langkah yang dilakukan wabup tentunya amat disayangkan, bisa merugikan. Mari kita uraikan. Pertama sidak selalu membawa wartawan, ini tentunya bertujuan untuk lakukan opini publik,” kata Dede.
Lalu sidak ke RSUD. Anehnya, sidak ke kantor manajemennya bukan sidak pelayanan langsung ke ruang pasien.
“Kita bisa menyimpulkan, dari kedua fakta tersebut Wabup diduga sedang memainkan peran playing victim,” ungkapnya.
Menurut pandangannya, dia melihat manuver wabup bukan sidak kinerja tapi sidak politik. Kepentingannya bukan untuk peningkatan kinerja OPD yang disidak tapi lebih bagaimana meningkatkan citra politik yang ‘terzolimi’.
“Padahal cara yang dilakukan wabup memanipulasi kondisi. Wabup sedangkan memainkan peran playing victim. Terus Wabup juga secara terang benderang mengibarkan bendera perang terhadap bupatinya sendiri,” tegasnya.
Dia menyebutkan, pemberitaan heboh terkait diisukan bahwa wabup tidak diterima atau tidak ditemui oleh kepala dinas dan kepala RSUD saat sidak tidak harus dibesar-besarkan. Seharusnya, tahu bahwa pada saat sidak itu beberapa pejabat sedang ada kegiatan.
Seperti kegiatan Desa Manjur, yang diharuskan para pejabat juga ikut hadir agar pelayanan cepat untuk masyarakat terealisasi. “Makanya, kepala dinas atau pejabat dipastikan tidak ada pada jadwal itu. Dan seharusnya wabup juga tahu prihal kegiatan Desa Manjur,” bebernya.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Cianjur, Susilawati, mengatakan, pemerintah daerah tidak perlu memaksakan pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari orang sakit.
Seharusnya, lanjut Susilawati, pemerintah mendukung rumah sakit untuk meningkatkan Universal Health Coverage (UHC), yang merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, bermutu dengan biaya terjangkau.
Pasalnya UHC tersebut, mengandung dua elemen inti yakni akses pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu bagi setiap warga, dan perlindungan risiko finansial ketika warga menggunakan pelayanan kesehatan.
“Memang seharusnya pihak Pemkab Cianjur mendorong semua jajaran RSUD Sayang- Cianjur untuk mengoptimalkan pelayanan bagi rakyatnya,” tegasnya.
Susilawati mengatakan, pemerintah daerah juga harus memastikan setiap warga memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotiv, preventiv dan kurativ, rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau.
“Itu sebenarnya yang harus dilakukan oleh pemerintah. Ada rakyat yang sakit layani dengan baik jangan penekanan pada pendapatan asli daerahnya, atau jangan menggali PAD dari pasien atau warga yang sakit. Sebab, jika pendapat asli daerah (PAD) dari rumah sakit menurun berarti warga Cianjur sehat dan jarang yang sakit,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wabup Canjur TB Mulyana sidak ke RSUD Sayang ini untuk memberikan input dan saran agar manajemen RSUD Sayang Cianjur, dapat menyerap angggaran seefisien mungkin.
“Kami pun berharap agar sisa waktu efektif dua bulan hingga akhir tahun bisa dimanfaatkan dengan baik menyerap anggaran. Anggarannya harus terserap. Kemudian dari pendapatan, masih ada waktu agar bisa tercapai sesuai target,” tegasnya.
Dia mengategorikan penyerapan anggaran terdiri dari 0-40 persen, 40-70 persen, dan 70-100 persen. Pasalnya RSUD Sayang Cianjur penyerapan anggarannya masih cukup rendah.
“Ini masih di bawah. Masih rendah. Dari keterangan yang saya peroleh, kendalanya karena masih ada efek covid-19,” terangnya.
Menurutnya selama enam bulan pertama tahun ini. Sehingga kunjungan ke rumah sakit turun. “Ini menyebabkan progres pendapatan di enam bulan pertama turun. Nah, rumah sakit itu baru efektif memperoleh progres pendapatan setelah bulan Juli,” ungkapnya.
TB Mulyana mengatakan dari pendapatan tentunya akan berdampak terhadap belanja yang progresnya ikut-ikutan rendah. Karena itu, tingkat serapan anggaran di RSUD Sayang Cianjur masih rendah. “Mau belanja juga kan pendapatannya minim. Ada rasionalisasi kenapa serapan anggaran rendah,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya juga Wakil Bupati Cianjur, Tb Mulyana Syahrudin melakukan silaturahmi mendadak (sidak) ke beberapa dinas dan rumah sakit di Cianjur. Namun, kedatangan Wabup itu diisukan tidak diterima oleh kepala dinas dan Direktur rumah sakit, dengan alasan ada kegiatan di luar.
Wabup Cianjur melalukan sidak ke empat titik. Titik pertama yaitu ke RSUD Sayang Cianjur, Wabup hanya disambut oleh Kasubag Kepegawaian, ke Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A), Wabup disambut oleh Plt Sekdis.
Titik ke tiga yaitu ke Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kabupaten Cianjur, Wabup disambut oleh Kasubag Perencanaan, dan terakhir ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Wabup hanya disambut oleh Plt Kasi Kesiswaan dan Pengembangan Karakter.
Titik pertama Wabup melalukan sidak ke RSUD Sayang Cianjur, memonitor serapan anggaran baik urusan wajib, pilihan, maupun non urusan.
Namun, di RSUD Sayang Cianjur, Wabup hanya disambut oleh oleh Kasubag Kepegawaian, dengan alasan Direksi dan Direktur rumah sakit sedang diluar.
“Pak dirut sedang ada kegiatan di Jakarta di luar kota kemudian direksi juga ada beberapa kegiatan di luar, saya diterima oleh Kasubag Kepegawaian. Tetapi saya mendapatkan keterangan yang saya harapkan, jadi tidak masalah yang terima siapa saja, yang penting pekerjaannya jalan,” kata Wabup kepada wartawan.
Wabup mengatakan, Sidak, atau silaturahmi mendadak tersebut yaitu dirinya memonitor serapan anggaran baik urusan wajib pilihan maupun non urusan di RSUD Sayang Cianjur.
“Dari hasil silaturahmi ini saya memberikan input, saran, kepada rumah sakit untuk menyerap anggaran seefisien mungkin,” kata dia kepada wartawan, kemarin.
Wabup melanjutkan, masih ada waktu siswa kurang lebih dua bulan sampai dengan akhir tahun anggarannya ini harus terserap. Kemudian juga pendapatan masih ada sisa waktu dalam waktu yang sama, targetnya juga harus bisa dicapai.
“Targetnya kan sampai dengan akhir tahun harus sudah tercapai. Persentasenya memang masih kategori di bawah. Saya mengkategorikan 40 sampai 70, 70 ke atas itu sudah tinggi. Dan ini masih di bawah, masih rendah,” ungkapnya.
Wabup mengungkapkan, belum RSUD masih di bawah dengan alasan karena masih efek Covid-19 di enam bulan pertama ini. Sehingga kunjungan masyarakat ke rumah sakit yang umum turun.
“Kendalanya yang tadi saya dapatkan karena masih ada efek Covid di 6 bulan pertama tahun ini. Sehingga kunjungan masyarakat ke rumah sakit yang umum itu turun, hampir tidak ada perawatan. Dan itu menyebabkan pendapatan di enam bulan pertama itu progresnya sangat rendah,” kata dia.
Kasubag Kepegawaian RSUD Sayang Cianjur, Tri Supriatna mengakui bahwa pendapatan rumah sakit menurun karena di enam bulan pertama terkendala dengan masih Pandemi.
“Pendapatan kami di rumah sakit memang di enam bulan pertama itu terkendala dengan masih Pandemi, jadi kunjungan pasien ke rumah sakit belum maksimal. Setelah itu baru ada peningkatan-peningkatan kunjungan yang berdampak pada pendapatan itu,” katanya.
Dia menyebutkan, target pendapatan 2022 sebanyak Rp300 miliar. Saat ini baru tercapai 50 persen dari nilai target.
“Mudah-mudahan kunjungan pasien meningkat dan pendapatan pun nanti akan meningkat. Upaya, mungkin pelayanan kepada masyarakat ataupun lewat pelayanan pelayanan kesehatan baik podcast dan lainnya, melalui media sosial dan upaya upaya itu sudah disentuh, sementara ini yang bisa digunakan,” katanya.
Sementara itu, Plt Kasi Kesiswaan dan Pengembangan Karakter Disdikpora Kabupaten Cianjur, Deden mengungkapkan, para pejabat di lingkungan Disdikpora sedang ada kegiatan di luar.
“Kebetulan para pejabat sedang ada kegiatan, pak kadis ikut manjur dengan para kepala bidang, kepala bidang sedang mengecek Bangunan ke selatan, dan juga sosialisasi penggerak SMP,” katanya.
Sementara itu, Kepala DPPKBP3A Kabupaten Cianjur, menurut Wabup alasan tidak bisa bisa menemui karena baru pulang dari Cianjur selatan dan sedang sakit.
“Ditemima Plt Sekdis, karena pak Sekdisnya sudah pensiun. Pak Karisnya sendiri baru pulang dari selatan namun sakit. Kita doakan agar sembuh,” katanya.(rmd)