CIANJUR – Kurun sembilan bulan terakhir atau selama Januari sampai pertengahan September, di Kabupaten Cianjur terjadi 11 kali kecelakaan di air. Korbannya mayoritas tenggelam saat berenang atau memancing di aliran sungai maupun di danau.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo, menyebutkan dari 11 kasus kecelakaan di air itu, sebanyak 12 orang menjadi korban. Dua di antara korban yang meninggal dunia merupakan anak-anak.
Baca juga: Pemancing Tewas Tenggelam Berhasil Ditemukan di Waduk Jangari
“Sisanya atau sepuluh orang rata-rata remaja dan dewasa,” kata Rudi kepada wartawan, Selasa (5/9/2023).
Kasus yang dialami anak-anak terjadi di Kelurahan Solokpandan Kecamatan Cianjur. Korbannya yang merupakan pelajar SD tenggelam di sebuah kolam ikan.
Baca juga: Berkat Jangkar, Jasad Santri yang Tenggelam di Sungai Cisokan Akhirnya Ditemukan
Satu kasus lainnya dialami santri berusia 14 tahun. Korban tenggelam saat berenang di aliran Sungai Cisokan.
Hasil rekapitulasi data BPBD, dari 12 orang korban meninggal dunia, sebanyak 8 orang tenggelam di aliran sungai, 2 orang meninggal di perairan Waduk Cirata, 1 orang tenggelam di laut, dan satu orang tenggelam di kolam ikan.
Baca juga: Bocah SD Tewas Tenggelam di Sungai Cikundul Saat Jam Pelajaran Olahraga
“Aliran Sungai Cibuni dan Sungai Cisokan paling banyak kejadian kasus dan korbannya. Di tempat itu masing-masing terdapat tiga orang korban
Rudi mengaku, BPBD selalu mengimbau masyarakat agar tak berenang di aliran sungai atau tempat lain yang merupakan zona rawan. Sebab, dimungkinan air di permukaan terlihat surut, tapi di bawah arusnya cukup kuat.
Baca juga: Pencarian Korban Tenggelam Terhambat Eceng Gondok dan Sampah
“Ini karena karakteristik aliran sungai itu terdapat cekungan. Kedalamannya bisa mencapai tiga meter. Ini yang berpotensi bahaya saat ada yang berenang,” pungkasnya. (red)
[…] Baca juga: Terjadi 11 Kasus Kecelakaan di Air, 12 Orang Meninggal Dunia […]