CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat gempabumi sebanyak 638 orang. Namun, hasil validasi by name by address sebanyak 602 orang.
Bupati Cianjur Herman Suherman menyebutkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi sebanyak 602 jiwa dipastikan telah tervalidasi.
Pihaknya mengaku telah mengelar rapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait adanya perbedaan jumlah data korban jiwa akibat meninggal dunia akibat gempa bumi.
“Dalam rapat bersama BNPB soal jumlah korban meninggal dunia sebanyak 602 jiwa itu sudah clear dan tidak dipermasalahkan,” kata Herman pada wartawan, Rabu (13/12/2022).
Jumlah korban meninggal sebanyak 602 jiwa tersebut, lanjut dia, muncul ketika saat melakukan pendataan untuk uang kerahiman kepada Kementrian Sosial (Kemensos).
“Jadi pada saat kita akan mengajukan uang kerahiman pemerintah mendatat korba jiwa mulai dari tingkat RT, desa hingga ke setisp kecamatan dan munculah jumlah itu,” kata dia.
Menurutnya, bahkan data yang didapatkan dari BPBD jumlah korban meninggal dunia itu sebanyak 638 jiwa. Namun pihaknya telah menganulir beberapa data karena tidak sesuai dengan by name by addres.
“Barusan sudah dicek kembali bersama BNPB dan itu tidak ada masalah, karena itu data real dari lapangan, karena sesuai dengan nama, alamat, tanggal kematian, dan surat keterangan meninggal. Kita tinggal melalukan validasi data di website BNPB,” kata dia.
Herman menambahkan, jumlah meminggal dunia sebanyak 602 tersebut juga telah termasuk korban yang meninggal di penungsian atau dalam perawatan di rumah sakit.
“Korban yang meninggal di pengungsian, karena sakit dan korban luka lalu meninggal itu masuk dalam jumlah korban jiwa akibat gempa bumi,” ucapnya.(nov/rmd)