CIANJUR – Tim Forensik RSUD Sayang Cianjur mengautopsi mayat bocah tinggal tulang yang ditemukan di kawasan Pantai Cikakap, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta. Hasil sementara, bocah tersebut berjenis kelamin perempuan berusia kisaran 8-10 tahun.
Dokter Forensik RSUD Sayang Cianjur, Fahmi Arief Hakim, mengaku cukup sulit mengidentifikasi penyebab kematian bocah tersebut. Pasalnya, kondisi mayat sudah tulang belulang.
“Karena sudah jadi tulang, jadi cukup sulit mengidentifikasinya. Jaringan organ tubuhnya sulit diidentifikasi,” kata Fahmi kepada wartawan, Senin (31/7/2023).
Baca juga: Dikabarkan Hilang 9 Hari, Bocah Perempuan Ditemukan Sudah jadi Mayat di Kawasan Pantai Cikakap
Tapi Fahmi memastikan mayatnya merupakan perempuan berusia 8-10 tahun. Tim Forensik sudah mengambil sampel darah yang akan digunakan untuk tes DNA. “Sampelnya sudah dikirim ke Puslabfor Polri,” tegssnya.
Kapolsek Agrabinta Iptu Nanda Riharja mengatakan autopsi dilakukan atas permintaan dan kesepakatan pihak keluarga yang ingin mengetahui penyebab kematian. Hasil autopsi juga akan digunakan melengkapi proses penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan kepolisian.
Baca juga: Mayat Bocah Perempuan yang Ditemukan jadi Tulang-belulang akan Diautopsi
“Kasusnya sudah ditangani Satreskrim Polres Cianjur. Sudah kami limpahkan. Kami hanya mendukung proses penyidikan dan kelengkapan lainnya,” tegas Nanda.
Warga Desa Tanjungsari Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur dikejutkan penemuan mayat seorang bocah perempuan yang sebagiannya sudah jadi tulang belulang. Mayatnya berada di antara semak-semak di kawasan Pantai Cikakap.
Kepolisian setempat yang mendapatkan informasi mengevakuasi mayat itu ke puskesmas setempat. Selanjutnya melakukan penyelidikan.
Baca juga: Nelayan Asal Cidaun Dikabarkan Hilang saat Mencari Ikan di Laut
Hasilnya, diketahui mayat tersebut adalah S, bocah perempuan berusia 8 tahun. S sempat dinyatakan hilang sembilan hari lalu.
Baca juga: Ketinggian Ombak Capai 3 Meter, Nelayan Cianjur Selatan Diimbau Agar Tidak Melaut
Berdasarkan informasi, kali pertama mayat itu ditemukan warga yang sedang beraktivitas di sekitar lokasi. Kala itu saksi mendapati sesosok mayat yang sebagiannya sudah menjadi tulang belulang.
Sebelum dinyatakan hilang sembilan hari lalu, bocah itu sempat diantar saudaranya. Namun dalam perjalanan sebelum sampai, bocah itu minta diturunkan di jalan karena hendak main ke rumah saudaranya yang lain.
Setelah itu tak diketahui keberadaannya. Sembilan hari kemudian bocah itu akhirnya ditemukan sudah menjadi mayat berjarak satu kilometer dari tempat terakhir dinyatakan hilang. (nov)