bewaracianjur.com
Terpercaya, Terhubung, Adil Sejak Dalam Pikiran

Galian C Ilegal di Cianjur : Roti, Sirkus, dan Retorika Politik

0

Jika kita menonton penutupan tambang Galian C ilegal di Cianjur akhir-akhir ini, lengkap dengan liputan media dan konferensi pers, rasanya seperti menyaksikan sebuah pertunjukan. Ada drama, ada aktor, ada penonton, bahkan ada korban. Tapi setelah tirai ditutup, panggung tetap kotor dan masalah tidak benar-benar selesai.

Inilah yang disebut para filsuf Romawi kuno sebagai “panem et circenses”—roti dan sirkus. Sebuah metafora untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah yang sesungguhnya melalui hiburan dan pemberian sementara. Dalam konteks kita, “roti”-nya adalah janji pembangunan dan lapangan kerja dari pertambangan, sementara “sirkus”-nya adalah penertiban tambang yang dikemas rapi dalam berita.

Roti: Ekonomi Semu dari Tambang Ilegal

Aktivitas Galian C seringkali dibungkus dengan narasi pembangunan: pembukaan lahan, perataan tanah untuk industri, hingga janji infrastruktur. Namun di balik itu, tambang ilegal justru menyuburkan ekonomi semu. Keuntungan mengalir ke segelintir orang, sementara masyarakat sekitar hanya kebagian debu, longsor, dan jalan rusak.

Sirkus: Penutupan yang Bersifat Seremonial

Ya, memang ada tindakan tegas. Beberapa tambang ditutup. Ada yang dipolisikan. Bahkan seorang pemilik tambang dijadikan tersangka setelah insiden tragis di Sukaluyu (detik.com, 2024). Tapi berapa banyak yang benar-benar dihentikan secara permanen? Satu tambang ditutup, dua muncul lagi dengan modus baru. Ini bukan penegakan hukum—ini panggung drama.

Retorika Politik di Tengah Krisis Lingkungan

Setiap kali media menyorot masalah Galian C, pejabat turun ke lapangan, menyampaikan pernyataan keras, dan berjanji akan menertibkan. Namun setelah sorotan mereda, penambangan kembali berjalan. Ketika hukum tak diiringi pengawasan dan konsistensi, maka ia hanyalah instrumen politik, bukan perlindungan rakyat.

Dari Panggung ke Aksi Nyata
Cianjur bukan arena sirkus. Ia rumah bagi ribuan keluarga, petani, dan generasi muda. Penegakan hukum atas Galian C ilegal harus keluar dari panggung seremonial. Pemerintah harus transparan soal perizinan, menindak aktor besar di balik tambang ilegal, dan membangun sistem pengawasan berbasis masyarakat.

Jika tidak, maka “roti” dan “sirkus” itu hanya akan jadi alat untuk melanggengkan kerusakan. Dan rakyatlah yang terus-menerus membayar harga tiketnya—dengan nyawa, dengan lingkungan, dengan masa depan.

 

By : @Fatha Manggala

Leave A Reply

Your email address will not be published.

google-site-verification: google1fb702fc0f365d5d.html