CIANJUR – Lembaga Survei Index Politica Indonesia menyebutkan bahwa sebanyak 58 persen warga Kabupaten Cianjur masih menyukai politik uang dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Mereka masih menginginkan uang senilai Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu untuk pengganti hak suaranya saat pencoblosan.
Direktur Eksekutif Index Politica Indonesia, Hasrul Harahab, mengatakan, hasil survei timnya di lapangan mendapatkan data berdasarkan sample bahwa persepsi masyarakat di Pilkada Cianjur 2024 tentang politik uang.
Di mana pastisipasi memilih calon Bupati dan Wakil Bupati bilamana diberikan uang sebagai pengganti hak suara yang telah disalurkannya.
“Saat ditanyakan perihal politik di Pilkada mendatang, sebanyak 58 persen suka dengan politik uang,” kata Hasrul, Kamis (18/7/2024).
Lebih jelasnya, kata Hasrul, dari beberapa responden berani menjawab nilai rupiah yang diinginkan saat Pilkada Cianjur 2024, yakni sebanyak 27,19 persen menginginkan uang tunai Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.
Akan tetapi, Index Politica Indonesia tidak mendapatkan jawaban mengenai alasan masyarakat lebih memilih calon yang memberikan uang daripada program.
“Kami belum bisa menjawab, tapi artinya memang itu hasi survei. Politik uang ini mengalahkan hubungan keluarga, saudara, teman maupun jasa seseorang,” paparnya.
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Datin Bawaslu Cianjur, Yana Sopyan, mengatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan pencegahan politik uang.
“Kami sudah melaksanakan upaya-upaya
pencegahan yang dilaksanakan dengan membentuk forum partisipatif berupa launching kampung partisipasif,” kata Yana. (*/rmd)
