CIANJUR – David (40), orang tua siswa SMP di salah satu sekolah di Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur, murka. Ia tak terima anaknya yang masih duduk di bangku SMP diduga jadi korban kekerasan seniornya.
Ternyata, dugaan aksi kekerasan tak hanya dialami anak David. Beberapa siswa lainnya pun mendapat perlakuan serupa.
Aksi tak terpuji terduga pelaku dugaan kekerasan terekam kamera telepon genggam. Videonya pun langsung viral di media sosial maupun grup WhatsApp.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dugaan aksi kekerasan diduga dipicu keterlambatan sejumlah siswa mengikuti kegiatan di sekolah. Sebagai bentuk hukuman, para siswa yang terlambat dijemur sambil di-push up.
Pada video yang beredar, terlihat di hadapan para siswa itu berdiri tiga orang. Dua orang di antaranya merupakan oknum pelajar SMA dan satu orang diduga seorang guru.
Satu dari dua orang berseragam SMA itu terlihat menendang ke arah para siswa yang tengah menjalani hukuman push up. Tendangan ke arah bokong dan kepala.
“Anak saya dan sejumlah siswa lain mendapatkan hukuman karena telat masuk sehingga tak mengikuti apel. Nah, mereka kemudian dihukum dengan cara dijemur dan di-push up di hadapan salah seorang guru,” tutur David kepada wartawan di Mapolres Cianjur, Jumat (21/7/2023).
Sekolah terduga pelaku dengan para korban berada di satu komplek. Bahkan di kawasan itu terdapat pula pesantrennya.
David menyebut jumlah korban dugaan kekerasan di sekolah saat ini terdata 14 orang. Beberapa di antaranya mengalami luka hingga ada yang sakit.
Mereka yang mengalami luka yakni RF (13), RZ (13), dan MR (13). Mereka merupakan siswa kelas 2 SMP. Satu orang lagi berinisial B (14) yang merupakan kelas 3 SMP.
“Saya melaporkan kejadian yang dialami anak saya ke polisi. Mudah-mudahan laporan ini jadi efek jera bagi pelaku agar tak semena-mena terhadap siswa lain,” pungkasnya. (nov)