JALUR ekstrem di Kampung Cikurutug, Desa Mekarsari, Kecamatan Naringgul, banyak menyisakan kisah pilu.
Bukan hanya menandu jenazah hingga belasan kilometer, di 2022 lalu sebanyak 6 ibu hamil terpaksa ditandu menuju jalan utama untuk ke puskesmas. Bahkan, 2 ibu diantaranya terpaksa harus melahirkan di jalur ekstrem.
“Kalau tahun ini kasus pertama, tapi kalau tahun-tahun sebelumnya sudah sering. Makanya warga siaga banyak yang bantu karena sudah terbiasa kalau ada yang sakit, hamil, dan meninggal pasti ditandu,” ujar Iwan Setiawan (40), warga sekitar, kamis (5/1/2023).
Dia mengungkapkan pada 2022 lalu, ada sebanyak enam ibu hamil yang ditandu karena akan melahirkan di puskesmas dan bidan terdekat.
Namun jarak yang jauh dan medan yang ekstrem membuat dua di antaranya terpaksa melahirkan di tengah jalan dengan dibantu warga.
“Iya ada enam ibu hamil yang ditandu di tahun lalu, empat orang berhasil dibawa ke bidan dan puskesmas terdekat sedangkan dua lainnya melahirkan di jalan,” kata dia.
“Selain itu, ada juga lima orang sakit yang ditandu pada tahun lalu,” tambahnya.
Dia menjelaskan jika jalan tersebut masih bisa dilalui meskipun tidak untuk mobil. Tetapi sangat berisiko jika membawa ibu hamil ataupun sakit parah menggunakan sepeda motor.
“Makanya pilihan satu-satunya ditandu. Kita di sini tidak dibayar, murni karena kepedulian antar warga,” kata dia.
Iwan berharap pemerintah segera membangun jalan dan jembatan untuk menuju Desa Mekarsari Kecamatan Naringgul. Dia khawatir jika kondisi tersebut mengakibatkan warga yang sakit meninggal akibat tidak segera dibawa ke layanan kesehatan.
“Jarak tempuhnya kan jauh, ditambah harus jalan kaki. Tandu jenazah saja kemarin sampai 6 jam perjalanan. Saya harap jembatan segera dibangun dan jalan diperbaiki, supaya warga yang sakit dan ibu hamil tidak perlu lagi ditandu tapi bisa dibawa menggunakan ambulan,” pungkasnya.(*/rmd)