CIANJUR – Total jumlah sementara rumah rusak terdampak gempa bumi Kabupaten Cianjur kini mencapai 71.898 unit, terdiri dari rumah rusak ringan, sedang, dan berat.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, Cianjur sudah melakukan tahapan pendataan dan sebagian sudah pencairan. Di antaranya tahap I sebanyak 8.316 unit terdiri dari rusak berat 1.964 unit, rusak sedang 2.543 unit, dan rusak ringan 3.809 unit.
“Sudah dilaksanakan pencairan dari Bank Mandiri,” kata Herman dalam keterangan resminya, belum lama ini.
Tahap II sebanyak 16.745 unit terdiri dari rusak berat 2.499 unit, rusak sedang 4.834 unit, dan rusak ringan 9.412 unit. Namun setelah dipanggil ulang terdapat 2.678 unit yang tidak memenuhi kriteria dan akan diarahkan ulang oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Insyaallah dalam minggu ini pemerintahan pusat akan mencairkan melalui Bank Mandiri,” ungkapnya.
Tahap III khusus Kecamatan Cugenang selain warga di tiga kampung yang akan direlokasi terdapat 46.837 unit, terdiri dari rusak berat 11.001 unit, rusak sedang 10.054 unit, dan rusak ringan 25.782 unit.
“Untuk tahap ketiga ini akan kami percepat pengajuannya hari ini (Senin, red) sudah bisa langsung diajukan ke Kementerian Keuangan oleh BNPB, dan pada Januari 2023 bisa segera cair untuk tahap tiga melalui Bank Mandiri Cianjur,” jelasnya.
Selain itu, kata Herman, setelah menyelesaikan tahap III pemerintah akan membuka sanggahan di masing-masing desa dengan format yang dipersiapkan BNPB dan akan divalidasi ulang kerusakan rumahnya.
“Selama tujuh hari setelah diumumkan data di desa dan harus segera ditindaklanjuti oleh pihak desa dan unsur terkait,” bebernya.
Herman memohon doa dan dukungannya kepada seluruh warga Kabupaten Cianjur agar semua berjalan dengan baik dan Cianjur segera pulih dan bangkit.
“Saya sebagai Bupati Cianjur dan seluruh jajaran pemerintah ingin segera seluruh warga yang ada di tenda komunal dan tenda keluarga pada Ramadhan 2023 nanti sudah bisa melaksanakan sahur di gudang masing-masing,” pungkasnya.
Deputi 4 Bidang Rehab Rekon BNPB, Jarwansyah, menuturkan, sudah menyerahkan data hasil pendataan dampak bencana gempa bumi pada Pemkab Cianjur.
Menurutnya, Cianjur menjadi yang terbaik dalam pendataan penanganan bencana se-Indonesia, karena dalam 10 hari pascagempa sudah menyelesaikan pendataan tahap I dan sudah menyelesaikan pencairan yang dilakukan di Raider 300/Brajawijaya.
“Dan dalam dua bulan kurang dihitung dari tanggal 26 November 2022 sampai 12 Januari 2023 seluruh pendataan sementara sudah selesai 71.898 unit rumah rusak dukungan gempa,” kata dia. (rmd)