bewaracianjur.com
Terpercaya, Terhubung, Adil Sejak Dalam Pikiran

Banjir Karangtengah dan Sukaluyu Akibat Penyempitan Saluran Air dan Bangunan di atas Drainase

0

CIANJUR – Banjir yang melanda di wilayah Kecamatan Karangtengah dan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, diduga adanya penyempitan drainase. Sehingga jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi air meluap dan menyebabkan banjir.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cianjur, Bambang Sudrajat mengatakan, selain debit air tinggi, penyempitan saluran air, sedimentasi sungai, sampah, dan bangunan di atas drainase menjadi penyebab utama terjadinya banjir pada Sabtu, 26 April 2025 lalu.

Selain itu, pihaknya juga menemukan adanya tanggul jebol di Desa Babakan Caringin, Kecamatan Karangtengah sekitar 1,3 kilometer dari Kampung Selajambe Lapang, Desa Selajambe, Kecamatan Sukaluyu.

“Itu menyebabkan air meluap dan sebabkan banjir di sekitar Permuahan Puncak Manis, Desa Selajambe, Kecamatan Sukaluyu,” kata Bambang saat dihubungi Cianjur Ekspres pada Senin, 28 April 2025.

Di Selajambe, lanjut Bambang, merupakan daerah cekungan. Posisinya lebih rendah dari wilayah sekitarnya, diperparah dengan tertutupnya jalur-jalur buangan air.

“Hukum alam, air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Dari informasi warga, itu kali pertama terjadi banjir yang parah. Tapi ternyata ada beberapa bangunan yang menutup jalur saluran air,” kata dia.

Sementara, banjir yang terjadi di sekitar wilayah Karangtengah, karena luapan air dari dua saluran irigasi, yakni Irigasi Cimenteng dan Ciembe.

Pasalnya, pihaknya mencatat, hujan dengan intensitas tinggi terjadi di beberapa wilayah meski tidak merata. Seperti di Kelurahan Sayang dengan intensitas hanya 21 mm/menit, sementara di Babakan Caringin mencapai 64 mm/menit.

“Debit air sangat tinggi karena hujan deras kurang lebih selama beberapa jam. Tidak tertahan oleh dua irigasi ini hingga meluap. Sampai di Jembatan Cikolotok pun rubuh,” kata dia.

Dia menyebutkan, beberapa tindakan yang perlu dilakukan sebagai evaluasi, yakni pengerukan sedimentasi yang sebabkan pendangkalan di berbagai saluran primer dan sekunder di Cianjur.

“Lalu perlu adanya penambahan petugas yang mengawasi irigasi, untuk memantau debit air. Seperti di Saluran Ciheulang yang sangat panjang dan menjangkau area yang cukup luas, sekitar 1.400 hektare. Menginduk dari Sungai Cianjur, tapi jaringannya sampai ke Selajambe,” jelasnya.

Tak hanya itu, masalah klasik yang menjadi penyebab banjir Sabtu lalu adalah sampah dan bangunan sisi sungai.

“Ya kita lihat sendiri, banjir di sekitar wilayah Jalan Raya Bandung kemarin, karena drainase di sisi jalan tersumbat sampah, juga bagian atasnya yang dibangun secara ilegal. Itu masalah klasik tapi harus segera diselesaikan,” kata Bambang.

Namun, untuk mengambil tindakan tegas pada bangunan di atas drainase, perlu proses yang panjang, termasuk perlu koordinasi ke tingkat provinsi dan kementerian.

“Kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, saya pikir menjadi fondasi utama untuk mencegah hal ini terulang,” tandasnya.(*/rmd)

Leave A Reply

Your email address will not be published.

google-site-verification: google1fb702fc0f365d5d.html