Warga Pasirkuda Tertimbun Tanah Longsor dari Tebing Setinggi 30 Meter

CIANJUR – Tanah longsor di Kampung Bojong Sirna RT 01/04 Desa Simpang, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Sabtu (29/7/2023), menimbun salah seorang warga setempat. Proses evakuasi korban yang diketahui bersama Nahru (65) relatif cukup sulit.

Berdasarkan informasi, kejadiannya berawal saat korban tengah memanen padi di sekitar lokasi kejadian. Ia tak menyadari tebing yang berada di atas lahan sawah yang sedang dipanennya tengah mengancamnya.

Baca juga: Lahan Pertanian Tergerus Tanah Longsor, Warga Sukagalih belum Bisa Bercocok Tanam

Saat tanah pada tebing setinggi 30 meter itu longsor, korban tak bisa menyelamatkan diri. Tubuhnya tertimbun material tanah longsor cukup tebal.

“Kejadiannya diperkirakan sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu korban sedang memanen padi di sawahnya,” kata Kapolsek Tanggeung, AKP Deden, dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (29/7/2023).

Baca juga: Waduh! Beberapa Wilayah di Cianjur Mulai Alami Krisis Air Dampak Kemarau

Hingga tadi petang, korban belum bisa dievakuasi. Warga berupaya menggali material tanah longsor yang menimbun korban, namun belum membuahkan hasil.

“Tanah yang menimbunnya cukup tebal. Warga juga menggali dengan peralatan seadanya. Kalau pakai alat berat tidak memungkinkan karena lokasinya cukup sulit,” tegasnya.

Baca juga: Sebagian Wilayah Cianjur Diprediksi Berpotensi Hujan Sedang

Longsornya tanah pada tebing itu diduga akibat kebocoran saluran irigasi Cilumut. Diduga kebocoran sudah berlangsung cukup lama sehingga mengikis kawasan perbukitan atau tebing.

Baca juga: Perumdam Tirta Mukti Distribusikan Pasokan Air Bersih bagi Warga Kampung Jamaras

“Kami sudah laporkan ke BPBD. Hingga tadi proses evakuasi masih berlangsung dengan melibatkan warga dibantu unsur lainnya. Mudah-mudahan korban segera ditemukan,” pungkasnya.

Deden mengatakan di tengah kondisi kemarau sekarang, potensi bencana hidrometeorologi masih bisa terjadi. Karena itu ia berharap warga selalu waspada dengan berbagai potensi bencana.

“Kami selalu mengimbau warga terus waspada dengan berbagai potensi kebencanaan. Apalagi di selatan merupakan wilayah cukup rentan dengan berbagai bencana. Kami selalu koordinasi dengan Forkopimcam. Termasuk dengan relawan bencana (Retana) untuk memantau perkembangan kondisi dan situasi di lapangan,” pungkasnya. (nov)